Rabu, 16 April 2014

Tak Bisa Melupakan

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku



           Kenapa hujan tidak mau berhenti? Payung lebar tak kuasa melindungiku dari guyuran gratis sore ini. Tubuh dibuat bergidik akibat terowongan cacat pada lapisan kain bulat di berbagai area, menetes basah mengena kulit. Aku tertawa bukan karena payungku rusak. Tawa pahit ini semakin menyiksa melihat kebodohanku sendiri. Lebih-lebih pada satu hal yang menciutkan senyumanku saat dilepasnya.
            “Kenapa harus begitu?”
            “Aku tidak ingin membahasnya lagi. Sudahlah, kita jalan masing-masing.” Tangan meraih lengan namun berhasil disibak.
            “Aku menyayangimu, aku—“
            “Semua sudah berakhir. Selamat tinggal.”
            Kakiku masih berdiri menahan ngilu. Bukan karena lelah, semua terasa pedih saat aku memandangnya bergandengan mesra dengan sosok gadis yang tak kukenali. Tak pernah ia tersenyum seriang itu.Seandainya ia tahu tak sekalipun aku berniat melupakannya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar