Rabu, 02 April 2014

#FF2in1 Tanpamu Aku Lemah



Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku


Tanpamu Aku Lemah
            Hari-hariku tak lagi dipenuhi dengan tawa dan canda darinya. Bibirnya tak bisa menarik lebih lebar dari dua cm, hanya gurat yang kusimak bahwa ia tengah tersenyum. Terkadang pun aku susah mengatakannya. Sorot matanya makin redup dimakan waktu. Tubuh lunglainya hanya kuat bersandar di kursi roda yang kubelikan tiga tahun lalu.Ya, kekasihku ada di sana. Jemari lembutnya tak bisa lagi mengenggam kuat seperti sediakala.
            “Ra ... ke ....” Suara lirih tertahan memanggilku, istriku.
            Aku bergegas menghampiri, mulai mencari apa-apa yang bisa kubantu. Pakaiannya tidak basah, kursi roda itu dalam kondisi baik.
            “Ada apa, sayang?” Aku mencoba terus tersenyum.
            Telunjuk yang tak menjauh dari pegangan tangan, hanya sebagai jawaban. Aku menggangguk pelan.
            “Oke, kita jalan-jalan keluar, ya!” Dengan senang hati aku mengajaknya menikmati pemandangan luar. Istriku menggerak-gerakkan kepala tanda ia bersemangat.
            “Hei, kau lihat! Itu bangku yang sering kita tempati. Kau mau kesana?” tanyaku.
            Istriku terdiam, tak biasanya ia tidak segera menjawab walau hanya anggukan.
            “Uh ....” Telunjuk itu mengarah ke tempat lain.
            Aku menghela nafas. Aku tahu apa yang dipikirkannya. Perasaan ini sesungguhnya lebih sakit dari ini. Aku khawatir tidak bisa lebih kuat darinya kelak. Aku sangat menyayanginya, tak bisa kubayangkan sosok rapuh ini akan meninggalkanku yang telah memberikan buah hati. Tanpanya aku lemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar