termos |
teko |
Si teko menampung air yang masuk ke dalam tubuhnya untuk segera dididihkan di atas kompor. Mencoba bersabar menunggu hingga air itu harus matang agar bisa dimanfaatkan dengan optimal. Dalam penantian yang ia sendiri pun tak tahu sampai kapan, teko berusaha mengamati termos yang sejak hari itu terlihat diam saja di dekatnya.
Kesetiaan, begitu yang teko lihat dari termos yang selalu ada di sana. Ia bahagia karena ia tidak merasa sendiri saat ditempa dalam api yang sedang membakar tubuhnya saat ini. Apapun yang ia rasakan pasti akan lenyap dengan keberadaan termos yang akan menampung air itu, melanjutkan untuk menjaganya.
Hingga tiba waktu itu, air yang mendidih dan siap untuk berganti tempat. Dengan hati-hati teko mencoba menuangkannya masuk, belum sampai keluar dari lubang mulutnya tiba-tiba terlihat termos yang menunduk - menyiratkan kesedihan tersendiri bagi teko. Bagaimana tidak, jika termos tidak mau menerima air itu dengan alasan ia ingin menyimpan air yang masih penuh di dalam dirinya, tanpa membuangnya.
Menangis pun tidak akan mengubah pendirian termos. Ya, ia memang setia, tetap menjaga air yang bahkan ia sadari tidak sehangat dulu. Teko tetap tersenyum, setidaknya ia tahu termos hanya ingin menjaga apa yang dimilikinya saat ini. Ia tahu diri dengan menarik jauh keberadaannya dari samping termos, karena ia yakin akan ada termos-termos lain di suatu tempat yang akan mendatangi dirinya.
Entahlah, tiba-tiba lihat termos dan teko di dapur jadi menulis seperti ini...hehe. Apapun itu, tentunya memiliki arti tersendiri bagiku. Mereka bagian kecil yang penting juga kan....Jadi jaga rawat baik-baik teko dan termos kalian ^ _ ^
hay lam kenal,add my fb https://www.facebook.com/nyamuk.kepleset7
BalasHapus