Luisa tidak pernah menyangka air
matanya tumpah di kereta. Jemari lentik meremas tegas pada gaun putih
seolah-olah dialah peluru masalah yang menghantam benteng hidupnya. Ia hanya
ingin segera pulang dan menyembunyikan wajah di balik bantal.
“Maaf
aku harus melakukannnya, jangan sakiti dirimu dengan mengingatku.” Rambut Luisa
makin kusut akibat tarikan kasar karena tenggelam oleh ingatan yang diucapkan
pada mantan kekasih.
Ia sadar dirinya bodoh telah menyia-nyiakan
pria itu. Kesalahannya tak dapat mengembalikan cintanya. Seandainya satu hari
saja berpihak, maka Luisa ingin berteriak sekencang mungkin akan rasa rindu dan
permintaan maaf.
“Aku
tidak bisa kembali. Tapi percayalah, kau kekasih terindah meski tak bisa
kudekap utuh.” Suara terus menggema melancarkan tangisan Luisa seorang diri. Bagaimana
ia menjalani hari-hari ke depan dengan beban itu?
Terinspirasi dari lagu Christina
Aguilera – Hurt
Sebagai persembahan untuk
#FiksiLaguku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar